Cascading Style Sheet merupakan aturan untuk mengatur beberapa komponen dalam sebuah web sehingga akan lebih terstruktur dan seragam.
CSS framework berisi kumpulan kode CSS yang sudah siap pakai. Kamu tak perlu repot untuk membuat struktur dasar desain dari nol.
Sebab, CSS framework menyediakan berbagai macam elemen desain. Mulai dari sistem grid, pola user interface (UI) yang interaktif, aneka tipografi untuk website, tombol, ikon, dan lain-lain.
Desain front-end menjadi bagian yang sangat penting di website atau aplikasi. Bukan cuma untuk meningkatkan impresi positif suatu brand saja.
Tapi juga menjadi faktor penentu mau tidaknya pengguna untuk terus mengunjungi website atau memakai aplikasi.
CSS bertugas untuk mempercantik tampilan front-end . Ada banyak sekali pilihan framework CSS yang bisa kita pakai. Masing-masingnya pun telah dibekali dengan fitur dan elemen yang berbeda.
1. Bootstrap
Bootstrap adalah kerangka kerja CSS yang sumber terbuka dan bebas untuk merancang situs web dan aplikasi web.
Kerangka kerja ini berisi templat desain berbasis HTML dan CSS untuk tipografi, formulir, tombol, navigasi, dan komponen antarmuka lainnya, serta juga ekstensi opsional JavaScript.
Fitur unggulan:
- Desain responsif. Menawarkan sistem grid yang powerful untuk desain responsif, cepat, dan mudah.
- Kaya akan fitur. Memiliki banyak fitur untuk kebutuhan front-end. Mulai dari layout, website template, tema, panel admin, dan banyak koleksi komponen user interface (UI).
- Cocok untuk pemula. Bootstrap sudah memfasilitasimu dengan banyak tutorial dan guideline yang mudah diikuti.
- Memiliki komunitas developer yang besar. Karena diciptakan oleh salah satu developer Twitter dan bersifat open-source, Bootstrap memiliki komunitas developer yang luas.
- Didukung dengan LESS dan SASS. Bootstrap menjadi salah satu framework CSS yang mendukung LESS dan SASS. Keduanya merupakan bahasa pra-prosesor yang memudahkanmu untuk menulis kode CSS dengan rapi dan terstruktur.
- Flexbox. Model layout yang berguna untuk mengatur elemen suatu website atau aplikasi. Bertujuan agar kamu bisa mengatur panjang, lebar, dan posisi setiap elemen supaya tidak berhimpit satu dengan yang lainnya.
2. Foundation
Foundation adalah kerangka front-end yang responsif. Foundation menyediakan kotak responsif dan komponen HTML dan CSS UI, template,
dan cuplikan kode, termasuk tipografi, formulir, tombol, navigasi, dan elemen antarmuka lainnya, serta fungsionalitas opsional yang disediakan oleh ekstensi JavaScript.
Fitur unggulan:
- Desain yang responsif. Foundation menganut sistem yang memudahkanmu untuk memiliki desain front-end yang responsif.
- Framework email yang mumpuni. Foundation menawarkan framework untuk pembuatan email secara sederhana dengan tampilan yang berkelas.
- Unlimited support dan update. Foundation selalu memberikan bantuan secara penuh bila kamu mengalami kesulitan. Itulah sebabnya, Zurb — perusahaan di balik Foundation — sering mengadakan online seminar secara gratis.
- Mudah untuk kustomisasi. Foundation tidak membatasimu untuk menciptakan fitur atau elemen tambahan pada komponen UI. Sehingga kamu dapat mengcustom-nya sebebas mungkin.
3. Bulma
Bulma termasuk CSS framework pendatang baru, tetapi namanya sudah cukup banyak dikenal oleh kalangan developer.
Daya tariknya ada pada penggunaannya yang mudah, responsif, bersifat open-source, dan bekerja secara optimal di segala perangkat.
Fitur unggul:
- CSS class yang mudah terbaca. Bulma memfasilitasimu dengan CSS class yang mudah terbaca dan komponen yang siap pakai dengan interface yang mobile-friendly. Sistemnya juga sangat powerful untuk menciptakan desain yang kompleks, namun dengan pengembangan yang tidak rumit.
- Murni CSS tanpa JavaScript. Bulma diciptakan murni dengan CSS. Artinya, ketika kamu menggunakan framework ini, kamu hanya perlu satu file .css tanpa memerlukan file .js. Meski begitu, Bulma tidak membatasi kamu untuk membuat komponen kustom melalui modifier classes yang mudah.
- Komunitas yang besar. Tak perlu cemas bila kamu adalah seorang pemula. Sebab, Bulma memiliki komunitas yang cukup besar sehingga kamu bisa menjangkau pengembang lainnya bila membutuhkan bantuan.
- Berbasis flexbox. Sistem layouting untuk mengatur elemen box secara fleksibel.
- Didukung dengan SASS. Untuk mempermudah pengkodean dengan CSS.
4. Semantic UI
Salah satu framework CSS yang fokus kepada penggunaan human-friendly HTML. Human-friendly HTML memudahkan developer pemula membangun desain front-end kekinian.
Fitur unggul:
- Penulisan class yang mudah. Karena menganut human-friendly HTML, kamu bisa mengembangkan penulisan dan mengingat setiap class secara mudah.
- Kaya akan variabel tema dan komponen UI. Semantic UI mempunyai ribuan pilihan variabel tema dan komponen UI yang responsif. Bahkan, secara default elemen mereka sudah terlihat sangat apik dibanding milik Bootstrap.
- Kode JavaScript yang intuitif. Kode sangat mudah dipahami sehingga tidak terlalu sulit untuk dikembangkan.
5. UIKit
UIKit hadir sebagai framework CSS yang ringan dalam pengembangannya.
Meski begitu, UIKit memiliki elemen maupun fitur yang tak kalah saing dengan framework unggul lain.
UIKit populer dengan deretan desainnya yang simpel, minimalis dan elegan.
Kamu bisa membuat interface dengan set ikon SVG, komponen yang lengkap, style yang modern, dan mudah dikustomisasi.
Fitur keunggulan:
- Minimalis. UIKit membantu para developer agar mendapatkan desain front-end yang modern dan bersih.
- Komponen yang lengkap. UIKit menawarkan komponen pre-built mulai dari Accordion, Alert, Drop, Iconnav, animations, Padding, dan lain-lain. Masing-masingnya akan menampilkan fungsi setiap komponen secara detail.
- Kustomisasi ikon. Anda bisa bebas mengotak-atik setiap ikon sesuai kebutuhan.
- Dukungan LESS dan SASS. Proses pengembangan CSS akan lebih mudah dan terstruktur.
- Bekerja optimal di segala browser. Apapun browser yang digunakan, aplikasi atau website Anda akan tetap berjalan dengan maksimal.
Nah, dari kelima framework diatas mana yang menjadi favoritmu? Semoga artikel ini bermanfaat yaaa..